Rabu, 04 April 2018

Telepon Hantu

Parto senang bukan kepalang ketika namanya tercantum sebagai salah satu peserta International Conference on Peace and Resolution yang diadakan Asian Muslim Action Networks (AMAN) Indonesia pada bulan Desember 2006 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Senang karena Parto bisa ke Jakarta mengikuti konferensi tersebut secara gratis, tinggal di hotel dan makan enak....

Kapan lagi kalau tidak sekarang, begitu pikir Parto yang dari dulu emang suka gratisan.

Selain Parto, ada dua orang lagi di geng Scholarship Hunter Maguwo yang juga akan mengikuti konferensi tersebut, Sukron dan Samsul. Mereka sepakat untuk bertemu di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta besok sore.

Satu hari menjelang konferensi mereka berangkat bersama-sama naik kereta ekonomi Progo dari Yogyakarta jurusan Jakarta. Cuma butuh sekitar 9 jam perjalanan mulai jam 4 sore sampai jam 3 pagi tiba di Pasar Senin Jakarta.

Sesampainya di Pasar Senin, Parto, Sukron dan Samsul langsung naik Bis 76 Jurusan Ciputat yang ditempuh kurang dari dua jam perjalanan. Mereka tidak sabar bertemu dengan para pemikir besar seperti Gus Dur dan Prof. Azumardi Azra yang menjadi pembicara di konferensi tersebut.

Keesokan harinya, mereka bertiga telah membaur dengan peserta lain di Hall UIN Syarif Hidayatullah. Parto begitu tidak terlalu bersemangat menikmati setiap sesi konferensi. Beberapa kali dia justru meminta nomor telepon ke orang-orang yang dia anggap berpotensi untuk menjadi mitra/kolega lalu memasukkan nomor-nomor telepon tersebut ke HP Nokia jadulnya.

Parto selalu memasukkan nomor-nomor tersebut ke HP nya karena dia tidak mempunyai kartu nama dan juga tidak punya pulsa. Dia selalu bilang ke orang-orang tersebut untuk mengirimkan sms atau telepon suatu hari nanti.

Di hari pertama tersebut Parto lebih sering sibuk untuk mencari nomor telepon daripada mengikuti sesi konferensi. Dia berlalu lalang untuk mencari orang di setiap acara coffee break, makan siang dan makan malam.

Di hari kedua, Parto tidak terlalu sibuk mencari orang karena dia merasa sudah mendapatkan banyak calon kolega yang dia kira dapat membantunya untuk mengembangkan jaringan dan jika mungkin menawari pekerjaan.

Parto di hari kedua konferensi tersebut lebih sering duduk menjadi peserta sesi konferensi hingga sesi terakhir di hari kedua selesai.

Sebelum pulang ke penginapan Parto melihat HP nya yang selama sehari itu nyaris beristirahat tak tersentuh sama sekali.

Lalu dia lihat ada nomor telepon rumah dengan kode 021 atau Jakarta yang menelpon ke HP nya sebanyak 11 kali.

Gila....ini siapa ya kok telepon sampai 11 kali? Siapa kira-kira...gumam Parto dalam hati. Mungkinkah hantu yang sengaja iseng telepon barkali-kali? Parto berhayal.

Parto tidak tahu ada telepon masuk karena ring tone HP nya dimatikan selama mengikuti sesi konferensi.

Parto bingung karena mau telepon balik tidak bisa karena tidak punya pulsa. Lalu dia ke warnet terdekat untuk menelpon balik.

"Mohon maaf, silahkan telepon lagi besok pagi karena sekarang sudah lewat jam kerja." Parto mendengar suara di telepon tersebut.

Parto semakin penasaran dengan banyaknya nomor telepon tersebut dan jawaban untuk menelpon besok paginya. Padahal besok dia masih harus ikut konferensi.

Akhirnya Parto memutuskan untuk tidak ikut sesi konferensi dan tinggal di penginapan selama hari ketiga. Dia memilih untuk mendekap dan banyak melihat ke HP jadulnya, berharap nomor yang kemarin akan menelponnya kembali.

Ting tang tung ting tang tung....terdengar suara ringtone dari HP jadulnya...Parto bergegas mengangkatnya.

Selamat pagi....apakah ini benar dengan Ahmad Suparto? terdengar suara perempuan dari telepon seberang. Suaranya lembut dan agak sopran.

Iya benar saya Parto....Parto menjawab suara tersebut.

Perkenalkan nama saya Rowena Rompas dari British Council Indonesia...saya kemarin menghubungi Pak Parto namun tidak diangkat. Saya hanya mau memberitahukan bahwa Pak Parto masuk seleksi wawancara beasiswa CHevening ke Inggris tahun 2007. Besok harus ke Surabaya untuk menghadiri sesi wawancara yang bertempat di Hotel Novotel Surabaya. Silahkan bawa KTP untuk ditunjukkan ke panitia seleksi.

Baik bu....jawaban Parto begitu singkat. Parto tercekat, suaranya seperti tersangkut di tenggorokan. Dia senang bukan kepalang karena lolos seleksi administrasi. Namun dia juga takut akan melewatkan sesi wawancara di Surabaya karena posisinya masih di Jakarta.

Sukron...Samsul..aku harus ke Surabaya hari ini karena harus ikut wawancara Beasiswa Chevening ke Inggris besok. Sorry guys aku ga bisa ikut konferensi sampai selesai. Doakan aku bisa lolos interview.....agar aku dapat mengabarkan ke kalian bahwa aku akan bermain salju di tahun 2007.............Bersambung..

Jember, 5 April 2018


















Senin, 02 April 2018

A Lion Walks Alone

Sekitar dua dekade lalu Parto mengenal istilah Eagle Flies Alone, sebuah nick name yang digunakan oleh Dr. Riswanda Imawan, seorang pengajar di jurusan ilmu politik Universitas Gadjah Mada yang aktif menulis di Koran Jawa Pos. 

Parto mengenal Dr. Riswanda melalui tulisan-tulisannya yang banyak tersebar di media massa. Meskipun tidak pernah melihat dan bertemu secara langsung, Parto sangat mengagumi sosok Riswanda. Terlebih lagi nick name yang digunakan adalah "Seekor Burung Elang yang Terbang Sendirian". 

Parto bermimpi suatu saat mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Dr. Riswanda. Namun apa daya, sang idolanya tersebut keburu meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda, ketika Parto masih menjadi mahasiswa program sarjana. 

Meskipun sosoknya telah tiada, nick name nya Dr. Riswanda mengilhami Parto untuk menggunakan nick name yang mirip, yaitu A LION WALKS ALONE dan kemudian juga menginspirasinya untuk menggunakan account emailnya Parto, ALIONINE.

Kini Parto masih mempunyai beban berat untuk mengikuti jejak idolanya tersebut, yakni aktif menulis ide-idenya dan menyebarkan di berbagai media massa dan jenis publikasi lainnya. 

Jember, CHRM2 2 April 2018.

  

Selasa, 30 Januari 2018

Tune In lagi

Setelah sekian lama tidak aktif, kini baru buka lagi blog dan mencoba untuk corat coret....